Sebuah keputusan

Assalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh

Jam di Samsung menunjukkan pukul 3 kurang 15 menit dini hari, beberapa detik kemudian, aku dikejutkan oleh dering 'sinchan'. Masih dengan mata setengah lilin, kubaca Caller ID di layar itu, hem.... nomor PABX Jakarta, tapi kok aku gak kenal ya? Sesaat aku ragu, siapa sih pagi2 kayak gini nelpon?? Hem, sampai reffrain 'sinchan' terdengar, akhirnya kuputuskan untuk menjawabnya.

"Assalamu'alaykum",jawabku lirih."Alaykumussalam warahmatullahi wabarakatuh",kudengar jawaban dari seberang sana.Deg, tiba2 jantungku rasanya mau berhenti.Pikiranku memutar kembali peristiwa hampir setahun yg lalu.Tentang kesalahpahaman itu, tentang 'perang' itu, tentag hijrah-ku ke jakarta, tentang semuanya.

Dengan ragu2, aku memberanikan diri bertanya, "Maaf, ada apa ya, ada yg bisa saya bantu?", formal. tapi hanya itu yg bisa keluar dari mulutku. setelah itu kudengar kata2nya setelah hampir setahun lebih kami tidak pernah bertukar kabar.Maaf, kata2 itulah yg pertama kali kudengar darinya.Dan sekian penjelasan yg panjang lebar setelah aku bertanya, apa yg harus dimaafkan.

Dan jawaban dariku hanya bisa mengatakan.
"Insya Alloh, saya sudah memaafkan semuanya. Dan kini tidak ada hal yang perlu dibahas kembali. Semuanya yg terjadi sudah pasti telah mendapatkan ijin dari Alloh, dan memang Alloh telah menghendakinya kok. Semua yg telah berlalu adalah masa lalu, kekhilafan akan menjadi sebuah pelajaran yg berharga jika kita bisa mengambil hikmah dan menyikapinya dengan baik.Namun kini, semuanya sudah berubah, Anda mempunyai kehidupan sendiri pun demikian saya. Masing-masing dari kita sudah memiliki takdir dan jalan sendiri2. Boleh-lah kita berjalan beriringan, menguntai tali silaturahim, namun, tetap tidak saling menganggu. Afwan ya, jika kurang berkenan. Mohon maaf bila ada khilaf.Tidak ada lagi kan yang ingin disampaikan? Syurkon ya. Jazakallah khoiron katsiron.Wassalamu'alaykum."

"tut..tut..tut..", kudengar pembicaraan terputus.

Subhanalloh,
Maha suci Alloh yg maha membolak-balikkan hati manusia. Sebuah hati yg tertutup akan kebeneran, kini alhamdulillah telah terbuka. Namun, semuanya sudah berbeda. Penyesalan memang selalu datang paling belakang.

Ya Robb, terima kasih Engkau telah menyambungkan kembali tali silaturahim yang sempat terputus. Namun kini, aku adalah jiwa yang lain, yang tidak sama dengan jiwa setahun ya lalu. Aku yakin, Engkau telah mengatur ini semua, mengatur sebuah pertemuan yang suci, memberikan sebuah jalan bagiku, jalan yang pastinya sangat2 terbaik dan yg paling baik.insya alloh.

Kuterima semua keputusan-Mu dengan qona'ah, Karena aku tahu Engkau sangat Mencintai-Ku.

Ya robb, jadikan yang ada di 'depanku' kini, menjadi jalan untuk lebih dekat dengan-Mu, untuk lebih bisa mencintai-Mu melebihi apapun di dunia ini, Mengisi hatiku dengan Kasih Sayang-Mu. Sehingga aku bisa menyayangi dan mengasihinya dengan Kasih dan Sayang-Mu.

Teruntuk saudaraku, "ini ikhtiarnya udah bener gak sih :D ? "

Assalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh
Ika Nursila Dewi
[Bismillah, memantapkan hati]