Thursday, May 19, 2005

di suatu malam..........

Assalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh

-----------------------------------------------------------------------

"tiiiit.......", hp-ku berbunyi, ehem, ada sms masuk neh, ehem, kubaca, wah dari seorang sahabat lamaku, 'az zahra' nama itu muncul sebagai sender dari sms itu.

"assalamu'alayku ukh, bisakah ukhti malam ini menginap di rumah saya?urgent, ana butuh tausyiah nih.jazakillah khoir ya ukh.wassalam"

isi dari sms az-zahra. singkat......

kumemutar otak sejenak, hem, sepertinya tugas kuliah-ku udah selesai kukerjakan di kantor tadi, hem.... insya alloh tidak masalah klo malam ini aku menginap di rumah az-zahra.

dengan mengenakan pakaian kebesaranku, dan menenteng tas ransel yg berisi baju kantor dan baju kuliah, aku melangkah menyusuri gang-gang sempit di sebuah pemukiman di kawasan kebon sirih. waktu menunjukkan pukul 8 malam, hem, dingin juga udaranya, mungkin karena tadi siang kebon sirih diguyur hujan selama sehari penuh, alhamdulillah tidak banjir, walaupun agak sedikit becek.

setibanya di rumah az-zahra, ku miscall saja hp-nya. tidak lama kemudian, muncul sesosok wajah mungil berbalut kerudung berwarna pink sambil tersenyum menyilakan aku masuk. yah, kangen banget sama si teman-ku yg satu ini, sudah lama tidak ketemu, walaupun sama-sama tinggal di kebon sirih, namun kesibukanku yang teramat padat membuat kami jarang bertemu. setelah berkangen-kangenan, aku pun mencuci kaki dan duduk di ranjang.

"ada apa tho?", sapaku dengan gaya jawa yg kental.
seketika itu, wajahnya berubah menjadi murung.....

"entah, apa yg harus aku katakan, bahagia ataupun sedih.", zahra memulai ceritanya....

"ukhti, antum tau sendiri kan, bagaimana masa2 sekolah ana? bagaimana impian2 ana?", kata zahra

"ehem..... yg mana nih? soal apa dulu? soal rencana pernikahan ukhti?", tanyaku

"anu, seseorang ikhwan yang selama ana sekolah sangat ana kagumi, hormati, dan.............pun sampai detik ini, perasaan itu masih ada. walaupun ana tahu, ana tidak ingin ada penyakit hati, namun selama hampir 4 tahun ini, ana berusaha untuk tidak mengingat2 beliau. ya memang, ana jarang memikirkan beliau. mungkin ya klo pas lebaran saja, ana sekedar mohon maaf lahir bathin, silaturahim saja. beliau..............,", zahra menghentikan kata2nya

"beliau kenapa??", tanyaku tidak sabaran....

"anu, setelah 4 tahun ana sangat berharap, ana yakin suatu saat beliau-lah yg akan datang untuk menggandeng ana untuk bersama-sama menuju pintu Ridlo-Nya, menggenapkan 1/2 dien kami................dan ana mendapatkan jawabannya kemarin. yah.....................", zahra menghela nafas.....

"alhamdulillah, subhanalloh, loh kan....... gimana sih ukht, harusnya ukhti bahagia....... tapi....................", tiba2, aku tersadar, ya alloh....astagfirullah, zahra kan sudah dikhitbah oleh ikhwan yg lain?.........ooo... ini toh ternyata masalahnya.....

"sabar ya ukhti, berat memang rasanya, namun............... klo boleh saya sumbang kata-kata, hem,....... bismillah, mudah2an ini semua bukan hawa nafsu saya yg berbicara. begini ukhtiku yg baik, sangat sulit bagi kita sebagai manusia biasa yang fitrahnya menyukai sesuatu, benar, menikah memang membutuhkan sebuah rasa suka dan sayang, ukhti tidak salah kok. namun, jangan sampai rasa suka ini membutakan hati dan mata kita akan petunjuk2 alloh. terbaik menurut ukhti, belum tentu terbaik menurut alloh. jikalau ukhti menyesalkan mengapa ketika ukhti sudah dikhitbah oleh orang lain, ukhti baru mengetahui bahwa ikhwan yg selama ini ukhti harapkan, juga memiliki perasaan yg sama dengan ukthi, ukhti tidak perlu merasa bersalah dan menyesal. "

"ukhtiku fillah,"
"yakinlah ukh, setiap semua yg terjadi dan apa yg ukhti pilih merupakan yg terbaik untuk ukhti, dan memang sudah ada ijin dari alloh kok. jika saat ini ukhti bimbang, apakah harus mendahulukan hukum atau rasa? ini semua kembali lagi ke diri ukhti. memang benar, khitbah itu belum ada ikatan, masih bisa dibatalkan, namun, jikalau ukhti sudah dikhitbah, haram bagi ikhwan lain untuk mengkhitbah ukhti. "

"ukhti fillah"
"pertimbangkan kembali pilihan ukhti, insya alloh saya yakin 2 ikhwan ini sama-sama bagus, namun, pertimbangkan kembali mana yg positif mengajak ukhti menikah? pertimbangkan juga, jika ukhti membatalkan khitbah ini, bagaimana dampak psikologis di keluarga ukhti dan keluarga ikhwannya? dan juga, afwan, adakah alasan syar'i yg membuat ukhti untuk membatalkan khitbah ini? afwan loh ya, jangan sampai yg bermain disini adalah perasaan ukhti, pikirkan dengan logika dan sandarakan kepada alloh.insya alloh ukhti akan mendapatkan kemantapan hati."

" mungkin ukhti harus kembali lagi sholat istikharah, mohon sama Alloh untuk memberikan yg terbaik, netralkan dulu hati ukhti, hilangkan dari perasaaan suka dan tidak suka, ukhti harus kembali mengacu kepada hukum yg ada.

"memang, tidak mudah melaksanakan ini semua, karena ini menyangkut kelanjutan hidup ukhti nantinya, masa depan ukhti, jangan sampai timbul penyesalan di akhir nantinya. saya ingat, ketika manusia ingin menikah, setan sangat membencinya, dan mulai melancarkan godaan2 untuk menggagalkan semuanya. jangan sampai ini merupakan salah satu godaan2 dari syetan, yang membuat ukhti ragu dan tidak jadi menikah.........naudzubillah...."

"ukhti fillah"
"klo bisa saya sarankan, mulai sekarang putuskan yg menurut ukhti yg terbaik, dengan bantuan alloh loh ya, jangan memakai nafsu. netralkan hati dan pikiran. biarkan petunjuk alloh yg berjalan, pun ketika nanti ukhti sudah siap memilih, ingat, jangan pernah menyesal dengan pilihan yg sudah ukhti pilih. apapun yg ukhti pilih, insya alloh itulah yg terbaik dari alloh buat ukhti, walaupun nantinya tak semanis yg ukhti harapkan. insya alloh suatu saat nanti, ukhti akan menyadari betapa jalan yg ukhti pilih adalah yg sangat terbaik untuk ukhti."

"Alloh tahu apa yang terbaik bagi hamba-hambaNya, apa yang menurut kita baik belum tentu baik pula menurut Alloh dan sebaliknya. Alloh tak akan menyengsarakan hambaNya yang beriman dan Alloh punya beragam cara untuk mengarahkan kebaikan dan keimanan hambanya untuk lebih optimal."

"Tiada yang terjadi di manapun berada secara kebetulan, semuanya bergulir dan terwujud sesui garis ketetapan Alloh Yang Maha Agung."

"Ya Robb, bukan hamba bermaksut menolak takdir Mu, Karena hanya Engkau lah Robb Yang Maha Berkehendak dan hamba adalah hambamu yang lemah, namun karuniakanlah kepada hamba kekuatan untuk mengambil hikmah dari segala yang telah kau tetapkan, Aamiin."

"ukhti fillah"
"Andaikan ini dianggap sebagai nasehat..., sungguh ini layak ditunjukkan pada saya.
Semoga Ukhti dpt mengambil hikmah dari nasehat ini, Aamiin."


-----------------------------------------------------------------------

:. semoga keikhlasan memenuhi hati .:

Assalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh
Ika Nursila Dewi
[Bismillah, Mudahkanlah Ya Alloh.....]

Wednesday, May 18, 2005

Sebuah Renungan

Assalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh

Saudaraku.............
Nikah itu ibadah..... Nikah itu suci.........ingat itu......
Memang nikah itu bisa karena harta, bisa karena kecantikan, bisa karena keturunan, dan bisa karena agama

Jangan engkau jadikan harta, keturunan - maupun kecantikan sebagai alasan............ karena semua itu akan menyebabkan celaka.
Jadikan agama sebagai alasan........ Engkau akan mendapatkan kebahagiaan.

Saudaraku..........
Tidak dipungkiri . bahwa keluarga terbentuk karena cinta........
Namun...... jika cinta engkau jadikan sebagai landasan, maka keluargamu
akan rapuh, akan mudah hancur. Jadikanlah " ALLAH " sebagai landasan...... Niscaya engkau akan selamat Tidak saja dunia, tapi juga akherat.......
Jadikanlah ridho Allah sebagai tujuan......
Niscaya Mawaddah (kasih), Sakinah (ketentraman)
dan Rahmah (sayang) akan tercapai.

Saudaraku...........
Lihatlah manusia ter-agung Muhammad saw....
tidak marah ketika harus tidur di depan pintu, beralaskan sorban, karena sang istri tercinta tidak mendengar kedatangannya. Tetap tersenyum meski tidak mendapatkan makanan tersaji dihadapannya ketika lapar......., Menjahit bajunya yang robek........

Saudaraku............
Jangan engkau terlalu cinta kepada istrimu.........
Jangan engkau terlalu menuruti istrimu......
Jika itu engaku lakukan akan celaka....
Engkau tidak akan dapat melihat yang hitam & yang putih, tidak akan dapat melihat yang benar & yang salah.....
Lihatlah bagaimana Allah menegur " Nabi "-mu tatakala mengharamkan apa
yang Allah halalkan, hanya karena menuruti kemauan sang istri.
Tegaslah terhadap istrimu.................
Dengan cintamu, ajaklah dia taat kepada Allah.......
Jangan biarkan dia dengan kehendaknya........
Lihatlah bagaimana istri Nuh dan Luth...........
Di bawah bimbingan manussia pilihan,
justru mereka menjadi penentang.....
Istrimu bisa menjadi musuhmu...........
Didiklah istrimu........
Jadikanlah dia sebagai Hajar, wanita utama - yang loyal terhadap tugas dakwah suami, Ibrahim.
Jadikan dia sebagai Maryam, wanita utama - yang bisa menjaga kehormatannya......
Jadikan dia sebagai Khadijah, wanita utama yang bisa mendampingi sang
suami Muhammad saw menerima tugas risalah.....
Istrimu adalah tanggung jawabmu....
Jangan kau larang mereka taat kepada Allah.....
Biarkan mereka menjadi waniata shalilah....
Biarkan mereka menjadi hajar atau Maryam........
Jangan kau belenggu mereka dengan egomu...

Saudaraku.......
Jika engkau menjadi istri.........
Jangan engkau paksa suamimu menurutimu......
Jangan engkau paksa suamimu melanggar Allah ....
siapkan dirimu untuk menjadi Hajar,
yang setia terhadap tugas suami.....
Siapkan dirimu untuk menjadi Maryam,
yang bisa menjaga kehormatannya....
Siapkan dirimu untuk menjadi Khadijah,
yang bisa mendampingi suami menjalankan misi.
Jangan kau usik suamimu dengan rengekanmu....
Jangan kau usik suamimu dengan tangismu....
Jika itu kau lakukan..... Kecintaannya terhadapmu
akan memaksanya menjadi pendurhaka...........,
jangan..........

Saudaraku........
Jika engaku menjadi Bapak......
Jadilah bapak yang bijak seperti Lukmanul Hakim
Jadilah bapak yang tegas seperti Ibrahim
Jadilah bapak yang kasih seperti Muhammad saw
Ajaklah anak-anakmu mengenal Allah..........
Ajaklah mereka taat kepada Allah.......
Jadikan dia sebagai Yusuf yang berbakti.......
Jadikan dia sebagai Ismail yang taat.......
Jangan engkau jadikan mereka sebagai Kan'an yg durhaka. Mohonlah
kepada Allah.......... Mintalah kepada Allah, agar mereka menjadi anak
yang shalih..... Anak yang bisa membawa kebahagiaan.

Saudaraku........
Jika engkau menjadi ibu....
Jadilah engaku ibu yang bijak, ibu yang teduh....
Bimbinglah anak-anakmu dengan air susumu....
Jadikanlah mereka mujahid.........
Jadikanlah mereka tentara-tentara Allah.....
Jangan biarkan mereka bermanja-manja.....
Jangan biarkan mereka bermalas-malas..........
Siapkan mereka untuk menjadi hamba yang shalih....
Hamba yang siap menegakkan Risalah Islam


"sebuas buas musuh adalah istri istri yg berbaring disisimu"al hadist


Assalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh
Ika Nursila Dewi
[Bismillah, Mudahkanlah Ya Alloh.....]

Monday, May 16, 2005

Syair Renungan Istri

Assalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh

Pernikahan atau perkawinan
Membuka tabir rahasia
Suami yang menikahi kamu
Tidaklah semulia Muhammad Saw
Tidaklah setaqwa Ibrahim Pun tidak setabah Ayyub
Atau pun segagah Musa
Apalagi setampan Yusuf Justru suamimu hanyalah pria akhir zaman
Yang punya cita-cita
Membangun keturunan yang sholeh

Pernikahan atau perkawinan
Mengajar kita kewajiban bersama
Suami menjadi pelindung
kamu penghuninya
Suami adalah nahkoda kapal
kamu navigatornya
Suami bagaikan balita yang nakal
kamu adalah penuntun kenakalannya
Saat Suami menjadi raja
kamu nikmati anggur singgasananya
Seketika Suami menjadi bisa
kamulah penawar obatnya
Seandainya Suami masinis yang lancang
sabarlah memperingatkannya

Pernikahan ataupun Perkawinan
Mengajarkan kita perlunya iman dan taqwa
Untuk belajar meniti sabar dan ridha Allah Swt
Karena memiliki suami yang tak segagah mana
Justru Kamu akan tersentak dari alpa
Kamu bukanlah Khadijah
yang begitu sempurna di dalam menjaga
Pun bukanlah Hajar
yang begitu setia dalam sengsara
Cuma wanita akhir zaman
Yang berusaha menjadi solehah


:. syair ini kutemukan di sela2 file yang lama sekitar 3 tahun yg lalu, bagus banget....semoga bisa menjadi bahan renungan buat para istri2 :D .:

Assalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh
Ika Nursila Dewi
[Bismillah, Mudahkanlah Ya Alloh.....]

alhamdulillah...barakallah....

Assalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh

alhamdulillah,
satu lagi teman aku di Moklet 8 menggenapkan 1/2 Dien...
barakallah ya........
semoga menjadi keluarga yg sakinah mawahdah warahmah....
untuk Yurike Naretha, akhirnya menemukan 'pangeran'-nya ya........

afwan, tidak bisa hadir dalam walimahannya, mengingat waktu dan kesempatan sangat minim sekali....
afwan ya.
sekali lagi, barakallah..

Assalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh
Ika Nursila Dewi
[Bismillah, Mudahkanlah Ya Alloh.....]

Thursday, May 12, 2005

TENTANG HUJAN

Assalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh

Adinda,
Pernahkah kukatakan kepadamu, Adinda,
bahwa kujatuh cinta pada hujan?
Terlebih pada rintik-rintik airnya yang jatuh tegak lurus ke arah bumi.
Kukagumi kepastian setiap bulir air yang kurasa memiliki misi yang sama:
membasahi bumi dan segenap isinya.
Juga karena kutahu di suatu masa mereka akan bertemu di cekungan dataran yang rendah
manakala hujan mulai mereda.
Bunyi gemuruhnya terdengar seperti orkestrasi orgel fuga.
Petirnya seperti kerlingan kemilau senyum bidadari surga.
Derai rintiknya seperti tirai benang-benang sutra.
Begitu indah, o begitu menakjubkan.

Kadang-kadang kudapati hatiku dibuai lamunan menjadi salah satu dari ratusan ribu bulir air itu yang berebut lari menuju bumi.
Aku akan melompat pertama kali dan berharap jatuh memercik karena kutahu betapa bumi merindukan diriku.
Oh, betapa kuat rindu bumi pada diriku hingga kudapat mencium harumnya setiap kali bulirku ini menyentuhnya.
Dapatkah kau cium harum itu, Adinda?
Bau yang mengingatkanku kepada dirimu.

Kuceritakan juga tentang pesona hujan yang begitu membuaiku.
Karena masih kuingat dengan jelas di masa kecilku, saat aku berlari-lari penuh ria diterpa rintiknya.
Menarikan kesukaan hati sembari melantunkan lagu gembira.
Biar kuyup tubuhku tapi tak mengapa, karena hujan selalu begitu bermakna, karena hujan selalu memberi aku cinta.

Kukatakan kepadamu semua ini, wahai Adinda, sebagaimana adanya.
Karena itulah yang terpatri setiap kali kuingat dirimu.
Jika semua ini terasa berlebihan, katakan saja.
Namun kuyakinkan hatimu sekali lagi, mengingat semua memori yang terjadi antara kau dan aku, aku seperti bergembira di keriaan terpaan rintik hujan.
Seolah-olah kubayangkan hujan itu adalah kasihmu yang selalu membasahi hatiku.
Begitu menyejukkan, menenteramkan hari-hariku yang bergerak liar.

Marilah kita lukiskan ini bersama, ya Adinda, yaitu kau dan aku laksana dua bulir air.
Di suatu masa, kita akan jatuh ke bumi, mengalir di sepanjang musim, mengelana di sepanjang petakan kebun, lalu bertemu di suatu lembah untuk sebuah penyatuan.
Kudapati hatiku merasa riang mendapati hadirmu, dan pada saat itu terjadi kau dan aku akan berhenti mengembara.
Di antara kita tak lagi mengenal tapal batas, semata hanya sebuah kerinduan yang menggulma.
Dan hidup perjalanan itu akan kita lalui berdua, menundukkan segala cobaan yang menanti di hadapan, untuk bertemu lagi dengan pasangan bulir air lain dan meruah memenuhi samudera raya.
Akankah kau mempercayai ini semua?

Adinda,
semoga saja kau sependapat, bahwa kehendak hujan selalu menyeimbangkan alam semesta.
Menyiramkan dengan penuh kasih, tanah-tanah yang menganga karena dahaga.
Menumbuhkan benih-benih flora di padang-padang terbuka.
Memberi air kepada semua satwa agar hidup dan beranak-pinak dalam suka.
Hendaknya kasihku kepadamu demikian adanya, tak pernah berarti berbeda.

dariku yang selalu merindumu

:P(Gombal gak seh?!!) hehehe...

Assalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh

.: Dibuat oleh seorang ikhwan, yang sedang dalam proses pencarian 'adinda'-nya, hem, sudah ketemu apa belom mas? apa perlu dibantuin? hehehhe.........semoga diberika yang terbaik oleh Alloh SWT,amin :.

Ika Nursila Dewi
[Bismillah, Mudahkanlah Ya Alloh.....]

sebuah pertanyaan..

Assalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh

hari ini, mengapa diri ini begitu ingin menulis sebuah pertanyaan, setelah sekian lama memendamnya.........
sebuah jawaban yg dinanti, baik dari Dia dan dia, yang akan mengubah jalan hidupku nantinya....

keberanian bertanya ini adalah hasil dari sebuah perenungan yg panjang akan ucapan seorang sahabat. syukron ya sahabat..semoga alloh membalas kebaikanmu dan menilainya dengan ibadah.

Ya Robb...
berikan kelapangan hati ini, jika jawaban itu tidak sesuai dengan pengharapan, pun berikan hati yg penuh syukur, jika jawaban itu sesuai dengan yg diharapkan.

Assalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh
Ika Nursila Dewi
[aku menunggu-Mu]

Sunday, May 01, 2005

prolog

Assalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillah, akhirnya bisa corat-coret di blok lagi, setelah sekian lama gak bisa ngenet, cause lokasi kantorna pindah di Senopati, dan harus nunggu sebulanan baru bisa up lagi. ehem, dan juga sejak 23 april , aku ditempatin di ACC, waah, bener2 terpenjara deh, putus dari dunia luar :P abisnya tidak bisa ngenet, forbiden :D

makana, sekarang bisa ngenet tuh seneng banget, hehe.... tapi berubung lagi enggak ada ide buat dituangin, insya alloh si mulai tulisan berikutnya akan menuangkan sebuah dialog ang pernah terjadi kurang lebih 3 tahun yang lalu, yang alhamdulillah sempat didokumentasikan.

mudah2an untuk ikwan yang telah bermurah hati menumbangkan tausyiah-nya (waah, gak mau disebut tausiah katana, cuma sekedar berbagi ilmu saja....), syukron ya. jazakallah khoiron katsiron....

oke, disambung lagi pada tulisan berikutnya.

Assalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh
Ika Nursila Dewi
[Bismillah, Mudahkanlah Ya Alloh.....]

Kapan engkau datang?

Assalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh

Apa kabar calon suamiku? Bagaimana keadaanmu sekarang ini? Aku berharap di manapun kau berada, kebahagiaan serta rahmatNya selalu menyertaimu.

Calon suamiku, ...

Di mana Engkau sekarang? Aku selalu setia menantimu, pun saat usiaku jelang duapuluh dua tahun. Setiap usai shalat aku berharap pada Yang Kuasa untuk mengakhiri penantianku ini. Setiap malam, aku selalu menanti pagi, akankah engkau segera datang menjumpai. Mengajakku meniti jalan ilahi untuk mengayuh hidup menguatkan tekad untuk terus menjalankan titahNya juga Sunnah RasulNya.

Wahai calon suamiku, ...

Apa yang beratkan langkahmu untuk menjumpaiku? Apa yang sedang kau lakukan sekarang ini? Mencari rupiah demi rupiah sebagai ongkos agar kita dapat mengayuh bahtera itu bersama? Berapa besar ongkos itu? Berapa jumlah rupiah yang akan engkau cari? Bahtera seperti apa yang ingin kau tumpangi? Ekonomi, standar, atau eksekutif?

Tak soal buatku, bahtera apa yang akan kita kayuh, toh yang penting untukku kita akan menjalani semua itu dengan keikhlasan yang amat sangat. Tak perlu risaukan berapa rupiah yang kau miliki saat ini. Berapapun jumlahnya, aku selalu akan menerimamu. Asal rupiah yang kau dapatkan bukan dari jalan tak kau ketahui dari mana asalnya.

Wahai calon suamiku, ...

Apa yang sedang kau lakukan hingga kau menunda untuk bertemu dengan ku? Apakah ada amanah lain yang harus kau tunaikan? Seberat apa amanah itu? Aku ingin mendampingimu. Menemanimu menunaikan amanah itu bersama-sama.

Calon suamiku yang selalu ku nanti,...

Di mana kau sekarang? Apa yang kau lakukan saat ini? Aku selalu memudahkan langkahmu untuk mencapai cita-cita dan asa yang kau inginkan. Allah punya rencana untuk menunda mempertemukan kita sekarang ini karena Ia sedang mempersiapkan kita untuk menghusung amanah yang jauh lebih berat. Ia ingin kita lebih matang merenda hari esok seperti yang kita harapkan nantinya.

Calon suamiku,...

Siapapun yang Allah berikan untuk mendampingi hidupku, Aku akan selalu menantimu. Aku percaya Allah Yang Terkasih punya rencana yang terbaik untuk menyusun rencana hidupku juga hidupmu.

Calon suamiku,...

Kapan engkau datang? Aku akan tetap setia menantimu.

Dari ku yang merindukanmu

--- taken From eramuslim.com ---

Assalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh

.: this article is dedicated to : seorang Akhi yang sedang meniti jalan menggapai Ridlo-Nya, ayo semangat ya, kuatkan azzam-nya :.

.: suatu ketika ada yang berkata kepadaku, "adakah orang yang membukakan pintu sebelum pintu itu diketuk, bahkan menyilakannya masuk kedalam dan bahkan menjamunya? Sungguh jika ingin pintu itu terbuka, maka ketuklah dindingnya, walaupun hanya dengan seuntai doa..." , syukron buat akhi yg telah mengucapkan ini padaku, tiada yg terjadi tanpa ijin Alloh, pun jika nanti tidak sesuai dengan pengharapan, memang itu suda semestinya yg harus terjadi. :.


Ika Nursila Dewi
[Bismillah, Mudahkanlah Ya Alloh.....]